Powered By Blogger

Selasa, 25 September 2012

ASKEP MALARIA


KATA PENGANTAR

         Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ’’ Sistem Hematologi Dan Imunologi ” Malaria“
         Kami menyadari tugas ini masih kurang sempurna karena keterbatasan sumber buku dan pengetahuan kami baik segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membantu demi kesempurnaan tugas ini.
         Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Akhirnya, kami mengharapkan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya.





                                                                                                    
                                                                                                     Jambi,    Desember,2009

                                                                                                                          
                                                                                                                     Penulis










DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...............................................................................      i
DAFTAR ISI ...............................................................................................     ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................     1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................     1
1.3 Tujuan ............................................................................................     1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian  .....................................................................................     3
2.2 Penyebab (etiologi) ........................................................................     4
2.3 Patofisiologi ...................................................................................     5
2.4 Manifestasi Klinis  .........................................................................     6
2.5 Woc ................................................................................................     7
2.6 Penatalaksanaan .............................................................................     8
2.7 Pemeriksaan Penunjang...................................................................    8
2.8 Komplikasi......................................................................................     9
2.7 Konsep Asuhan Keperawatan..........................................................   10
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN
         3.1 Tinjauan kasus ................................................................................   10
3.2 Analisa Data...................................................................................   11
3.3 NCP................................................................................................   13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................   19
4.2 Saran ..............................................................................................   19
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.

1.2       Rumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya maka penulis merumuskan masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini yaitu tentang ”Malaria” yang meliputi :
1.   Pengertian
2.   Penyebab (etiologi)
3.   Manifestasi Klinis
4.  WOC
5.   Penatalaksanaan
6.   Pemeriksaan penunjang
7.  Komplikasi
8. Konsep dasar keperawatan




1.3        Tujuan

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Hematologi dan Imunologi yang berjudul ”Malaria”. Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep Anemia Hemolytic serta proses keperawatan dan pengkajiannya.

BAB II
KONSEP DASAR TEORI

2.1        Pengertian

Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar Zulkarnain, 1999).
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut dan kronik disebabkan oleh protozoa ganas plasmodium ditandai dengan demam, anemia, dan spelomegali (Mansjoer Arif, dkk, Kapita Selekta Kedokteran Edisi III, 2001).
Malaria adalah penyakit demam menular yang disebabkan oleh protozoa ganas plasmodium yang merupakan parasit pada sel darah merah. Malaria ditularkan oleh nyamuk anopheles dan ditandai oleh serangan menggigil dan demam berkeringat yang terjadi pada interval yang bergantung pada waktu yang diperlukan untuk perkembangan generasi bara parasit dalam tubuh (Ghipson. JM., Mikrobiologi dan Parasiologi Modern Untuk Perawat, 1996).
Malaria adalah penyakit infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali
2.2         Penyebab (etiologi)
Disebabakan oleh gigitan nyamuk anopheles yang mengandung plasmodium yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk anopheles
Disebabakan oleh parasit (protozoa)
Protozoa genus plasmodium merupakan penyebab dari malaria yang terdiri dari empat spesies, yaitu :
1)      Plasmodium falcifarum penyebab malaria tropika
2)      Plasmodium ovale penyebab malaria ovale
3)      Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana
4)      Plasmodium malariae penyebab malarua Quartanu
Malaria juga melibatkan proses perantara yaitu manusia maupun vertebra lainnya, dan rosper definitif yaitu nyamuk anopheles.
Faktor penyebab malaria
1.      nyamuk anopheles : penyakit malaria hanya dapat ditularkan oleh nyamuk
2.      manusia hanya rentan terhadap inveksi malaria :secara alami penduduk disuatu daerah endemis malaria ada yang meudah dan ada yang sukar terinveksi malaria, meskipun gejala klinis nya ringan
3.      lingkungan sangat mempengaruhi terhadap penularan malaria, apabila lingkungan kumuh dan kotor maka malaria mudah terjangkit
4.      iklim, suhu, dan curah hujan disuatu daerah berperan penting dalam penularan malaria
Penyebab malaria berdasarkan pendarahan
1.      malaria kongenital (bawaan) : malaria kongenital terhadap pada bayi baru lahir karena ditularkan oleh ibunya yang menderita malaria
2.      penularan mekanik (transfusi malaria ) :inveksi malaria yang ditularkan melalui transfusi darah dari donor yang terinveksi malaria dengan pemakaian jarum suntik yang sama


2.3    Patofisiologi
Dibagi 2 :
·         Fase aseksual, dalam tubuh manusia.
Siklus dimulai ketika anopheles betina nenggigit manusia dan memasukkan sporozoid yang terdapat pada air liurnya, kedalam darah manusia. Jasat yang langsing dan lincah ini dalam waktu 30 menit sampai satu jam memasuki sel parenkim hati dak berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoid. Proses ini disebut skitogani eksoeritrosit karena parasit belum masul kedalam sel darah merah. Lama fase ini berbeda, untuk tiap spesies plasmodium. Pada akhir fase skizon hati pecah, merozoid keluar, lalu masuk dalam aliran darah (disebut sporulasi).
Fase eritrosit dimulai saat merozoid dalam darah menyerang sel darah merah dan membentuk trofozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoid – skizon – merozoid. Setelah dua sampai 3 generasi merozoid berubah menjadi bentuk seksual
·         Fase seksual, dalam tubuh nyamuk.
Jika nyamuk anopheles betina menghisab darah manusia yang mengandung parasit malaria, parasit bentuk seksual masuk kedalam perut nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikrogametosit dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yangdisebut zygot. Selanjutnya ookinet menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ooksida. Jika ooksida pecah, ribuan sporozoid dilepaskan dan mencapai kelenjar air liur nyamuk dan siap ditularkan jika nyamuk menggigit tubuh manusia.

2.4     Manifestasi klinis
Pada anamnesa adanya riwayat bepergian ke daeah yang endemis malaria tanda dan gejala yang dapat ditemukan adalah :
  1. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi) pada malaria tertiana (P. Vivax dan P. Ovale). Pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke 3, sedangkan malaria kuartania (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap seangan ditandai dengan bebeapa serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit – 1 jam), puncak demam (2 – 6 jam), dan tingkat berkeringat (2 – 4 jam). Demam akan mereda secara bertahan karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon imun.
  1. Splenomegali
Merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongeori menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
  1. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling kerap adalah anemia karena P. Falciparum. Anemia disebabkan oleh :
a.       Penghancuran eritrosit yang berlebihan
b.      Eritrosit normal tidak dapat hidup lama
c.       Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritrosit dalam sum-sum tulang belakang.
d.      Ikterus
Disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.






















2.5        WOC













                                    










 














2.6        Penatalaksanaan
·         Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaktu progruanil, pirimetamin
·         Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit eksoeritrosit, yaitu primakuin
·         Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit yaitu kina, klorokuin dan amoalakuin
·         Gametosid yang menghancurkan benuk seksual
·         Sporontosid mencegah gametosid dalam darah untuk membentuk ookista dan sporotozoid dalam nyamuk anopheles yaitu primakuin dan pnoguanil.

2.7        Pemeriksaan Penunjang
1.      Happus darah tepi
a. Tetes darah tepi dengan pewarnaan gimsa (spesies parasit)
b.Tetes tebal (lebih sensitive dekteksi parasit)
2.      Res serosol
a. IFA (inderat Flovorescen Antibody)
b.IHA (interean Hemoglotinatiaon)
c. Untuk diagnostic akut (+) bila beberapa hari setelah infeksi parasit
3.      Pemeriksaan GBC

2.8. Komplikasi
1.      Malaria serebal adalah kejang-kejang penurunan keadaan sampai koma. Terjadi karena edema pada otak akibat tersumbatnya pembuluh darah otak akibat dipenuhi oleh kuman malaria.
2.      Malaria imperpirealia; penderita tidak mampu berkeringan sehingga suhu tubuh terus naik sampai 42-430 C.
3.      Gangguan Hepar ; urine menjadi merah tua atau hitam kerena hemoglobin akibat hemolisis berlebihan.
4.      Gangguan tearktus gastro intesitinalis, sehiingga timbul diare hebat, kadang mengandung lender dan darah.
5.      Black Water Fever ; urine menjadi merah tua atau hitam kerena hemoglobin akibat hemolisis berlebihan.
6.      Kambuh kembali
a.       Rekrudensi (shor team relapses) yaitu timbul karena parasit malaria dalam eritrosit menjadi banyak, timbul beberapa minggu setelah penyakit sembuh.
b.      Rekuren (log team relapses) yaitu karena parasit siklus eksoeristoris masuk dalam darah dan menjadi banyak. Biasanya timbul kira-kira 6 bulan setelah penyakit sembuh.

BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
3.1. Tinjauan Kasus
Tn.G umr 40 thn datang kepoly rumah sakit umum raden mataher jambi dengan keluhan badan terasa dingin mengigil, setelah dingin mengigil hilang timbul suhu badan makin lama makin panas dan pada saat badan panas banyak mengeluarkan keringan seperti orang mandi, dan gejala udah 3 kali berulang, perut muat bersertai muntah, kepala terasa sakit, timbulnya setiap 2 hari sekali, mukosa bibir tampak kering TD 110/70 mmHg, RR 26 x/i, HR 90x/i, suhu 400 C.
Pengkajian
DS :
·         Tn.G mengeluh badan terasa dingin mengigil
·         Pada saat badan dingin mengigil hilang, timbul suhu badan makin lama makin panas 400 C.
·         Dan banyak mengeluarkan keringat seperti orang mandi
·         Tn.G menguluhkan gejala tersebut sudah 3 kali berulang
·         Tn.G mengeluhkan perut terasa mual dan disertai muntah
·         Tn.G mengatakan kepala terasa sakit setiap 2 kali sehari

DO :
·          TD         : 110/60 mmhg
·         RR          : 26x/i
·         HR         : 90X/i
·         SUHU    : 40 C
·         Mukosa bibir tampak kering

3.2 Analisa Data
no
DATA
PENYEBAB
MASALAH
1
DS : - Tn g mengeluhkan badan terasa dingin menggigil
-          TN G mengatakan padan saata dingin dan menggigil hilang timbul suhu badan makin panas
DO : - suhu 40 C
- virus
- hipotermi
2
DS : - pada saat suhu badan panas Tn G bnayak mengeluarkan keringat seperti mandi
-          Tn G mengeluhkan, perut terrasa mual dan disertai muntah
DO : - mukosa bibir tampak kering

Kekurangan volume cairan dalam tubuh
3
DS : - Tn G mengatakan perut terasa mual disertai muntah
DO : - mukosa bibir tampak kering
- mual dan muntah
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4
DS : - Tn G mengatakan demam menggiigil, badan panas, sakit kepala
DO : - TD 110/60 mmhg
- suhu 40 c
Kelemahan fisik
Intoleransi aktifitas
3.3    NCP
NO
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1
Hipotermi b/d infeksi protozoa
suhu tubuh klien kembali normal
KH :
-
-Beri kompres hangat dan selimut klien








-    berikan minum yang banyak


- ganti pakaian yang basah


-          ajarkan keluarga cara perawatan demam
-          observasi TTV
-          kolaborasi dalam pemberian obat anti malaria dan anti piretik
Dengan memberi kompres hangat dan memberi selimut pada klien diharapkan klien tidak menggigil dan tidak mersa kedinginan
-          memberi min um yang banyak akan memberi rasa nyaman
-          dengan mengobservasi TTV kita dapat mengetahui keadaaan klien
-          anti malaria bertujuan mengobati malaria dan anti piretik bertujuan menurunkan panas
2
Gangguan keseimbangan cairan b/d muntah
Cairan dan elektrolit kembali seimbang
KH :
-          beri banyak minum
-          ukur intake dam output
-          beri cairan infus sesuai dengan program pengobatan
-          obsevasi TTV 
-          kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
-          beri banyak minum, oralit dan cairan infus untuk mengganti cairan yang hilang
-          dengan mengukur intake dan output dapat mngetahui pencapaian keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
-          dengan kolaborasi dengan dokter diharapkan dapat diberikan terapi yang tepat
3
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
KH :
-          jelaskan pentingnya makan bagi tubuh
-          hidangkan makanan dalam kedaaan hangat dan porsi kecil tapi sering
-          beri makan tanpa lemak secara variasi
-          anjurkan pada klien untuk sering makan-makanan ringan
-          kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian  makanan /diet
-          dengan menjelaskan tentang penting nya makanan bagi tubuh diharapkan klien mengerti dan berusaha menghabisi porsi yang dihidangkan
-          dengan menghidang makanan dalam keadaan hangat dan porsi yang kecil tapi sering membiasakan klien untuk makan walaupun sedikit
-          dengan makanan tanpa lemak dan bervariasi dan mencegah muntah dan berselera untuk makan
-          dengan sering makan-makanan ringan mengurangi rasa mual
-          denga kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan
-          dan vitamin yan tepat.

4
Intoleransi aktifitas b/d kelemhan fisik
Kebutuhan sehari-hari klien terpenuhi secara mandiri
KH :
-          lakukan observasi secara menyeluruh terhadap kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan
-          bantu klien dalam mmberi makan, minum, obat-obatan sesuai dengan program terapi dan membantu dalam eliminasi
-          bantun klien mandi dan mengosok gigi
-          bantu klien mencuci rambut dan memotong kuku
-          libatkan keluarga dalam tindakan keperawatan
-          dengan mengobsevasi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya kita dapat mengetahui apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh klien sendriri
-          membantu klien dapat memberi makan, minum dan dan obat-obatan seta eliminasi adlah karena ini merupakan kebutuhan sehari-hari dan dapat mengurangi aktifitas sebab fisik klien masih lemah
-          membantu klien mandi, menggosok gigi, mencuci rambut, dan memotong kuku akan memberi rasa nyaman dan mencegah infeksi sekunder
-          memeberikan dan merapikan tempat tidur, akan memberi rasa nyaman pada klien
-          dengan melibatkan keluarga klien maka akan membantu dalam kegiatan keperawatan

BAB 1V

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
         Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar Zulkarnain, 1999).
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut dan kronik disebabkan oleh protozoa ganas plasmodium ditandai dengan demam, anemia, dan spelomegali (Mansjoer Arif, dkk, Kapita Selekta Kedokteran Edisi III, 2001).
Malaria disebabkan karena infeksi oleh parasit :
-          Plasmodium vivax                : Menyebabkan malaria tertiana benigna
-          Plasmodium ovale                : Menyebabkan malaria tertiana benigna
-          Plasodium falciparum          : Menyebabkan malaria kuartana
-          Plasmodium falciparum       :  Menyebabkan malaria tertiana maligna yang berat, progrefsif dan biasanya fatal.
      Usaha yang paling mungkin dilakukan adalah usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan terhadap penularan parasit.
1.      Menghindari gigian nyamuk malaria
Disarankan untuk memakai baju lengan baju panjang dan celana panjang saat keluar rumah, terutama pada malam hari. Biasanya nyamuk malaria menggigit pada malam hari. Serta menggunakan kelambu saat tidur, masyarakat juga bisa memakai minyak anti nyamuk (mosquito repellent) saat tidur dimalam hari untuk mencegah gigitan nyamuk malaria.
2.      Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa
Untuk membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa, dapat dilakukan beberapa tindakan berikut ini :
-          Penyemprotan Rumah
Sebaiknya, penyemprotan rumah-rumah didaerah endemis malaria dengan insektisida dilaksanakan dua kali alam setahun dengan interval waktu enam bulan.

4.2.   Saran
Dalam penulisan makalah yang berjudul ”Asuhan keperawatan pada malaria S” nantinya makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Namun penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih bnyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu kritik dan saran yng bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan datang.




DAFTAR PUSTAKA



Karpenito, Lynda jual.2009.Diagnosis Keperawatan.jakarta. EGC

Muttakin, Arif,S.kep,2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem kardiovaskular dan hematilogi. Jakarta. EGC

Brunner & Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Volume 3 ). jakarta. vEGC

www. Google.com (eksiklopedi bebas)http.asuhan keperawatan sistem hematologi .co.id.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar